Makalah tujuan filosofis tentang lingkungan pendidikan (FPI)

TUJUAN FILOSOFIS TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM


Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan Islam


Dosen Pengampu:








Oleh:

Daimul Umam
NIM: 20160202462

M. ALI SODIKIN
NIM:-



PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL ANWAR
SARANG RENBANG
2016


TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Daimul Umam dan M. Ali Shodikin
I. Pendahuluan
Lingkungan pendidikan Islam merupalan karakter pendidikan yang semestinya diberlakukan secara nasional di negara kita. Islam adalah manhaj rabbani yang sempurna, tidah membunuh fitrah manusia, dan diturunkan untuk membentuk pribadi yang sempurna dalam diri manusia artinya, pendidikan Islam dapat membentuk pribadi yang mampu mewujudkan keadilan ilahiah dalam komunitas manusia serta mampu mengimplementasikannya, sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikansebagai wadah berlangsungnya pendidikan maka tentunya akan menyagkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Berbicara Lingkungan Pendidikan Islam berarti kita berbicara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Linghkunganb yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berberpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai tripusat pendidikan maksudnya tiga pusat pendidikan yang secara berharap dan terpaduy mengembang suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.
II. Pengertian dan Tujuan Lingkungan Pendidikan Islam
A. Pengertian Lingkungan Pendidikan Islam
Pengertian lingkungan menurut sartain (ahli pisikolog Amerika) yang dimaksud  dengan lingkungan yaitu meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara–cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan atau life processes.  Pengertian lingkungan menurut Zakiah Darajat mancakup iklim dan geografis, tempat tinggal adat istiadat, pengetahuan pendidikandan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang, ia adalah seluruh yang ada, baiik manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak, kejadian-kajadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.[1]
Menuut Abuddin Nata bahwa Lingkungan pendidikan  islam adalah suatu institusi atau lembaga dimana pendidikan itu berlangsung yang terdaapat didalamnya ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan islam dengan baik.[2]
B. Macam-macam lingkungan Pendidikan Islam
Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi meliputi:
1.        Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dan sebagainya.
2.        Lngkungan soaial, seperti rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.
Ki hajar Dewantara mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lembaga pendidikan yaitu:
1.        Lingkungan Keluarga.
2.        Lingkungan Sekolah.
3.        Lingkungan Organisasi pemuda atau kemasyarakatan.[3]
Menurut Drs.Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap kebergaman anak, yaitu:
1.        Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya berkebaratan  terhadap pendidikan  agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
2.        Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
3.        Lingkungan yang memilikitradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motifasi [dorongan] yang kuat kepada anak anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada.[4]
Dan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat dibedakn menjadi tiga ma cam, yaitu:
1.        Pengaruh Lingkungan positif.
2.        Pengaruh Lingkungan negatif.
3.        Pengaruh Lingkungan netral.
C.Tinjauan pendidikan Islam
Dari penjelasan di atas bahwasanya Lingkungan pendidikan Islam secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.    Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di kelurga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadianya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak. Dalam hal ini Allah berfirman: hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keliargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia sendiri dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Keluarga dalam prespektif Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan keoribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat Bergantung pada baik buruknya pendidikan Islam di keluarga. Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan sebagai institusi sososialasila dan institusi pendidikan keagamaan.
a. Keluarga sebagai institusi sosial
Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan fitrah dan bakat yang dimilkinya. Pendidikan dalam prespektif ini, tidak menempatkan anak sebagai obyek yang dipaksa mengikuti nalar dan kepentingan pendidikan, tetapi pendidikan anak berarti mengembangkan potensi dasar yang dimilki anak yang dimaksud. Dalam islam, potensi yang dimaksud cendrung pada kebenaran. Karena ia cenderung pada kebenaran, maka orang tua dituntut untuk mengarahkannya.
b.    Keluarga sebagai institusi pendidikan ataukeagamaan
Pada prinsipnya Islam mengikuti pada diri manusia terdapat potensi untuk bebuat baik sekaligus berbuat jahat. Sehingga Islam berusaha mengarahkan potensi tersebut dalam koridor agama[5]. Usaha ke arah tersebut bukan hanya berpindahan sejumlah teori ilmu pengetahuan, tapi lebih dari itu juga adalah penanaman nilai-nilai moral. Sejalan dengan iti, hakekat pendidikan pada dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi panuntun dalam melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk membentuk peradaban manusia.[6]
2.    Lingkungan Sekolah
Pada dasarnya sekolah harus merupakan lembaga yang membantu bagi tercipta cita-cita keluarga dan masyarakat, khususnya masyarakat islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat secarasempurna dilakukan dalam rumah dan masjid, lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan islam , artinya bukan sekedar lembaga kyang didalamnya diajarkan agama islam  , melainkan suatulembaga apendidin yang secara keseluruhan bernafaskan islam hal itu hanya mungkin terwujud jika secara keserasian antara rumah dan sekolah dalam apndangan keagamaan
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja dibentuk guna untuk mendidik dan membina generasi muda ke arah tujuan tertentu,terutama uyntuk membekali anak dengan pengetahuan dan kecakapan hidup(life skil) yang dibutuhkan kemuydian hari. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengembangan anak-anak dan remaja.[7]
 Anak-anak dari keluarga muslim yang bersekolah sesungguhnya secara serempak hidup dalam tiga lingkungan, yaitu kelurga, masjid dan sekolah.ketiga unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kepribadian anak didik sekolah dan pengaruhnya terhadap pendidikan dalam perkembangannya, sekolah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampaui periode yangsangat cukup panjang. Pengetahuan awal seorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat yangf secar tidak langsung meberikan berbagi pengetahuan dasar, walaupun sistematis dan seterusnya.
Di era modern ini lingkungan pendidkan telah mengalami revolusi dengan membagi lingkungan menjadi beberapa tingkatan yaitu
a.       Taman kanak-kanak atau TK.
b.      Sekolah dasar atau SD.
c.       Sekolah menengah atau SMP dan SMA.
d.      Peguruan tinggi atau bangkukuliah.

3.        Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat memiliki pengaruh penting dalam kehidupan masyarakat. Seperti halnya lingkungan pendidikan lainya, lingkungan masyarakat mempunyai guru, tetapi dalam hal ini guru tidak langsung ditunujukkan langsung melainkan dengan pengalaman dalam bermasyarakat.
Tanggung jawab lingkungan masyarakat terhadap pendidikan terpengaruh dalam beberapa cara dan berikut adalah beberapa cara yang penting dalam pengaruh lingkungan pendidikan masyarakat.
a.         Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikaan dan pelarang dalam kemungkaran. Sebagai dalam firman Allah: kamu dan umat yang terbaik yang di lahirkan untuk manusia, menyeruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang  yang fasik.
b.        Dalam masyarakat Islam seluruh anak-anak dianggap anaksendiri atau saudaranya sehingg ketika memanggil seorang anak, siapapun mereka akan memanggilnya dengan “Hai anak saudaraku! ”, dan sebaliknya setiap anak-anak atau remaja akan mnemanggilnya setiap orang tua dengan panggilan “ Hai Paman! ”.
c.         Untuk menghadapi ortang-orang yang membiasakan dirinya berbuat buruk, Islam membina mereka melalui salah satu cara membina dan mendidik manusia , yaitu kekerasan dan kemarahan.
d.        Pendiikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerja sama yang utuh karena bagaimanapun mnasyarakat Muslim adalah masyarakat yang padu.Pendidikan kemyarakatan bertumpu pada l;andasan afeksi masyarakat,
e.         khususnya rasa saling mencintai dalam dii generasi muda, perasaan cinta tumbuh seiring dengan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya sehingga mereka memiliki kesiapan untuk mencintai orang lain.
f.         Pendidikan masyarakat harus mampu mengajak generasi muda untuk memilih teman dengan baik dan berdasarkan ketakwaan kepada Allah seuai fitrah kaum remaja. Terutama generasi muda yang sudah akil baligh akan cenderung untuk menyukai orang lain dan berbaur dalam suasana menyenangkan.
III. Kesimpulan                  
            Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwasanya, lingkungan pendidikan islam berartyi mempersoalkan tentang lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lembaga tersebut merupakan suatu kesatuan yang turut memberkan distribusi dan mempengaruhi lingkungan pendidikan islam yang terpadu pada umumnya. Lingkungan pendidkan islam terdiri dari tiga tinjauan yaitu:
1.        Lingkungan keluarga yaitu pendidkan yang primer untuk fase bayi, anak-anak, sampai usia sekolah.
2.        Lingkungan pendidikan yaiyu pendidikan yang nsekuderyang mendidik mulai dari usia masuk sekolah sampai keluar dari sekolah pendidkannya adalah guru.
3.        Lingkungan masyarakat yaitu pendidikan paling tinggi yang merupakan pendidikan terahir yang bersifat permanen.






Daftar pustaka

Bakry, Sam’un.“Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam”. Bandung: PustakaBani Quraisy,  2005.
Darajat, Zaki dkk.”Ilmu Pendidikan Islam”. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Desmita.“Psikologi Perkembangan peserta Didik”. Bandung: Remaja  Rosdakarya, 2009.
Langgulung, Hasan. “Filsafat Pendidikan Islam”, terj.Umar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Muslihusah, dan Adi Wijdan.“Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial”.  Yokyakarta: Aditya Medya, 1997.
Nata, Habuddin. “Filsafat Pendidikan Islam”. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Saleh, Abdurrahman. “Didaktik dan methodik pendidikan agama”. Jakarta: Bulan Bintang, 1969.




[1]  Zakia darajat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 63-64.
[2]Habuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 111.
[3]Sam’un Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005), 97.
[4]Abdurrahman Saleh, Didaktik dan methodik pendidikan agama, (Jakarta: Bulan Bintang,1969), 77-78.
[5]Umar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafat Tarbiyyah al-Islamiyyah, diterjemahkan Hasan langgulung dengan judul Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), 145.
[6]Muslihusah dan Adi Wijdan, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, (Yokyakarta: Aditya Medya, 1997), 221.
[7]Desmita, Psikologi Perkembangan peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 232.

Komentar